Para rekan milis yth,
Dalam rangka kegiatan
diskusi budaya , dengan tema : bincang buku photography /
pictorial; terbitan SELECT BOOK, Singapore. 2011.
Forum Budaya -CCDACS (Center for
Chinese Diaspora Art and Culture Studies) FSRD-Universitas Kristen
Maranatha Bandung berkerja sama dengan Selasar Sunaryo Art Space, Bandung dan
FOTOLISIS .
Semua peminat dinantikan , Silahkan
hadir. Tidak dipungut biaya,
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
AFTERNOON
TEA #9 (SPECIAL)
BINCANG
BUKU “CHINESE MUSLIMS IN INDONESIA”
Pembicara:
Zhuang Wubin
Penanggap:
Sugiri Kustedja
Moderator:
Deni Sugandi
Jumat,
14 Oktober 2011
15.00
– 18.00 WIB
Bale
Handap, Selasar Sunaryo Art Space
Jalan
Bukit Pakar Timur No. 100
Bandung,
Indonesia
Minat
awal Zhuang Wubin mengenai Komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia berasal dari
ketertarikannya terhadap masyarakat keturunan Tionghoa di Asia Tenggara. Sebagai
keturunan Hokkian generasi ketiga yang lahir di Singapura, Wubin menjadi salah
satu anggota komunitas yang beragam ini. Meski awalnya tak terbayangkan oleh
non-Muslim Tionghoa di Indonesia atau Asia Tenggara bahwa nenek moyang mereka
akan memeluk agama Islam, sejarah melukiskan hal yang berbeda. Tidak berlebihan
untuk dikatakan bahwa kehidupan para imigran Tiongkok di Asia Tenggara berada
dalam situasi yang di luar kendali mereka.
Seiring
berjalannya proyek penyusunan buku ini, Leo Suryadinata, seorang pakar studi
Tionghoa dari National University of Singapore, kemudian menunjukkan adanya
kemungkinan bahwa Muslim Tionghoa sebetulnya telah aktif di Indonesia, bahkan
mungkin sebelum kedatangan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) di awal abad ke 15.
Berkaitan dengan sejarah invasi Belanda ke Indonesia, terjadinya pembantaian
massal warga etnis Tionghoa di Jakarta pada tahun 1740 mempercepat akselerasi
perpindahan agama bagi para keturunan Tionghoa menjadi Muslim. Salah satu
bagian dalam buku ini adalah hasil penelitian sang penulis untuk melacak dan
mengambil foto dari penduduk Muslim yang bersedia mengakui adanya darah
keturunan Tionghoa dalam diri mereka. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan
sejarah panjang dari asimilasi antara keturunan Tionghoa dengan masyarakat
“pribumi”. Contoh yang paling dikenal adalah mantan presiden Indonesia
Abdurrahman Wahid yang mengakui dirinya sebagai keturunan Tan Kim Han, seorang
Muslim Tionghoa yang juga merupakan duta besar Negara Tiongkok pada masa
kerajaan Majapahit. Naiknya beliau sebagai presiden Indonesia di tahun 1998
tidak hanya berdampak pada kebebasan demokrasi dan pers, tapi juga
direvitalisasinya kehidupan komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia.
Zhuang Wubin melalui bukunya mendokumentasikan fragmen-fragmen kehidupan komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia melalui fotografi. Selain itu terdapat pemaparan sejarah panjang komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia terkait pada awal kemunculan, penyesuaian-penyesuaian terhadap rezim kekuasaan dan pengaruh mereka bagi sejarah kultural bangsa Indonesia. Selain Zhuang Wubin, terdapat esai-esai dari penulis kontributor lain yang dalam buku ini yakni Charles Coppel, Enin Supriyanto dan Yenny Wahid.
Pustaka
Selasar bekerja sama dengan Fotolisis dan Puslit FSRD UK Maranatha, menyelenggarakan
Afternoon Tea #9-Special: Bincang Buku “Chinese Muslims in Indonesia” sebagai
salah satu bentuk kegiatan untuk memperkenalkan Pustaka Selasar sebagai
perpustakaan publik. Sang penulis buku, Zhuang Wubin akan mempresentasikan dan
membahas bukunya dalam kegiatan ini.
Tentang
Afternoon Tea:
Sejak diresmikan pada tahun 2008
Pustaka Selasar menjalankan fungsinya sebagai tempat penyimpanan arsip program
SSAS. Dengan jumlah koleksi lebih dari 3000 buku dengan kategori seni rupa,
desain, arsitektur, fotografi dan sastra, Pustaka Selasar menyelenggarakan
diskusi ini untuk memperkenalkan koleksinya kepada publik.
Pada awal
penyelenggaraannya Pustaka Selasar bekerjasama dengan Fotolisis, sebuah
organizer penyelenggara seminar, pameran dan workshop untuk fotografi yang
berbasis di Bandung. Dalam perjalanannya, Fotolisis berkehendak menggagas
fotografi sebagai pengetahuan yang dapat memperkaya budaya visual fotografi di
Indonesia.
Tentang Pusat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Fakultas Seni Rupa dan Desain (Puslit FSRD) UK Maranatha:
Puslit FSRD UK Maranatha didirikan
sejak tahun 2009. Salah satu lembaga dibawah Puslit FSRD UK Maranatha adalah Centre
of Chinese Diaspora Art and Culture Studies (CCDACS) yang mengkhususkan
diri pada studi budaya Tionghoa yang tersebar di Nusantara dan sekitarnya.
Puslit FSRD juga membentuk kegiatan non-profit, yakni Forum Studi Budaya di UK
Maranatha dan melibatkan banyak pakar di bidang budaya untuk membangun iklim
akademis kondusif agar kemudian mendorong aktivitas penelitian dan pengabdian
masyarakat.
Tentang
Penulis:
Zhuang Wubin (1978; Singapura) menggunakan fotografi untuk memahami kebudayaan dan sejarah komunitas Tionghoa di Asia Tenggara. Ia juga seorang peneliti yang berfokus pada praktik-praktik fotografi kontemporer di Asia Tenggara.
http://zhuangwubin.posterous.com/
Zhuang Wubin (1978; Singapura) menggunakan fotografi untuk memahami kebudayaan dan sejarah komunitas Tionghoa di Asia Tenggara. Ia juga seorang peneliti yang berfokus pada praktik-praktik fotografi kontemporer di Asia Tenggara.
http://zhuangwubin.posterous.com/
Kerjasama:
CCDACS, FSRD, UKM, Bandung
FOTOLISIS, Bandung
Informasi
lebih lanjut dapat menghubungi:
Selasar
Sunaryo Art Space
Jl. Bukit Pakar Timur No. 100
Bandung 40198 - Indonesia
T. 62.22.2507939
F. 62.22.2516508
E. selasar@bdg.centrin.net.id
www.selasarsunaryo.com
Jl. Bukit Pakar Timur No. 100
Bandung 40198 - Indonesia
T. 62.22.2507939
F. 62.22.2516508
E. selasar@bdg.centrin.net.id
www.selasarsunaryo.com
Open
daily at 10 am - 5 pm
Closed on Monday & national public holiday
Closed on Monday & national public holiday
No comments:
Post a Comment